Oleh M. Gemilang
(Ilustrasi oleh M. Luthfi H.)
Setiap tempat akan
menjadi saksi bisu suatu peradaban. Begitu pula dengan sebuah jalan yang
membentang kurang lebih sejauh 1.000 kilometer sepanjang pulau Jawa dari Anyer sampai Panarukan,
Jalan Raya Pos atau Jalan Raya Daendels namanya.
Di balik Jalan Raya Pos itu, berdiam sebuah peristiwa
mengerikan. gugurnya para pribumi Hindia-Belanda karena kerja paksa yang
diberlakukan pada masa pembangunan jalan itu. Menyoal hal tersebut, Pramoedya Ananta Toer menawarkan informasi sejarah “alternatif” lewat bukunya yang
berjudul Jalan Raya Pos, Jalan Daendels. Pram
menyusuri Jalan Daendels ini sendirian lalu menuliskannya jadi buku yang sedang
diulas ini. Dalam penulisannya itu, ia juga dibantu
dengan sumber dari hasil wawancara dan sumber pustaka.
Dalam Jalan Raya Pos,
Jalan Daendels, digambarkan latar belakang Daendels memutuskan membuat jalan raya serta peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang
pembangunan itu. Jalan Raya Pos
sendiri berfungsi
sebagai jalur komunikasi dan mobilisasi pasukan
kolonial Belanda tersebut. Dampak sosial dan ekonomi yang terjadi bertahun-tahun setelah pembangunan
jalan ini juga tidak luput dari pengamatan Pram.
Kronik yang tercatat dalam buku ini meliputi peristiwa
Pangeran Kornel yang menjabat tangan Daendels dengan tangan kiri di Sumedang,
merosotnya populasi Kabupaten Grobogan dari 98.500 jiwa menjadi 9.000 jiwa
dalam waktu kurang lebih tiga tahun, dan peristiwa lain yang menyiratkan bahwa Jalan Raya Pos dibangun dengan
darah dan air mata rakyat pulau Jawa.
Pram yang menturkan sejarah pembangunan ini lewat perjalanannya itu membuat
buku ini seolah mengantarkan kita untuk merasakan suasana yang terjadi di
masa-masa pembangunnan Jalan Raya Pos.
Proyek pembangunan
ini juga dilihat oleh Pram sebagai salah satu peristiwa genosida tidak langsung
yang terjadi di Hindia-Belanda selain peristiwa
genosida secara tidak langsung lainnya yang
pernah terjadi, yakni Kebijakan Tanampaksa.
Jalan Raya Pos, Jalan Daendels mengingatkan bahwa pada zaman kolonial penduduk Nusantara adalah bangsa yang kaya tapi lemah, sehingga ia
menjadi
budak bangsa lain di tanah leluhurnya sendiri.
Jalan Raya Pos,
Jalan Daendels ditutup dengan biografi singkat Daendels sejak lahir di Hattem, selama
menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda, hingga meninggal di pengasingannya di
Pantai Gading, Afrika. Biografi singkat
tersebut ditulis oleh kandung Pram, Koesalah Soebagyo Toer. Jalan Raya Pos,
Jalan Daendels patut untuk dijadikan referensi alternatif dalam menelusuri sejarah di
balik pembangunan jalan yang menelan nyawa belasan ribu jiwa pribumi.
0 komentar: